Tulisan ini disarikan dari berbagai
sumber.
Model 4D dikembang oleh Thiagarajan (1974) yang merupakan singkatan dari Define, Design, Development and Dissemination.
Model 4D dikembang oleh Thiagarajan (1974) yang merupakan singkatan dari Define, Design, Development and Dissemination.
A. Define (Pendefinisian)
Tahap ini sering dinamakan analisis kebutuhan. Thiagrajan (1974) menganalisis 5 kegiatan yang dilakukan pada tahap define yaitu:
1. Front and analysis, mengdiagnosis awal untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
2. Learner analysis, mempelajari karakteristik peserta didik, misalnya: kemampuan, motivasi belajar, latar belakang pengalaman, dsb.
3. Task analysis, analisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai peserta didik agar peserta didik dapat mencapai kompetensi minimal.
4. Concept analysis, menganalisis konsep yang akan diajarkan, menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan secara rasional
5. Specifying instructional objectives, menulis tujuan pembelajaran, perubahan perilaku yang diharapkan setelah belajar dengan kata kerja operasional
B.Design (Perancangan)
Thiagarajan membagi tahap design dalam empat kegiatan, yaitu: constructing criterion-referenced test, media selection, format selection, initial design.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap tersebut antara lain:
1. Menyusun tes criteria
2. Memilih media pembelajaran yang sesuai.
3. Pemilihan bentuk penyajian pembelajaran disesuaikan dengan media pembelajaran yang digunakan.
4. Mensimulasikan penyajian materi dengan media dan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirancang.
Dalam konteks pengembangan model pembelajaran, tahap ini diisi dengan kegiatan menyiapkan kerangka konseptual model dan perangkat pembelajaran (materi, media, alat evaluasi) dan mensimulasikan penggunaan model dan perangkat pembelajaran tersebut dalam lingkup kecil.
C.Develop (Pengembangan)
Thiagarajan membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan yaitu: expert appraisal dan developmental testing.
a. Expert appraisal merupakan teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk. Dalam kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya.
b. Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya.
Dalam konteks pengembangan model pembelajaran, kegiatan pengembangan (develop) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Validasi model oleh ahli/pakar. Tim ahli yang dilibatkan dalam proses validasi terdiri dari: pakar teknologi pembelajaran, pakar bidang studi pada mata pelajaran yang sama, pakar evaluasi hasil belajar.
2. Revisi model berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi
3. Uji coba terbatas dalam pembelajaran, sesuai situasi nyata yang akan dihadapi.
4. Revisi model berdasarkan hasil uji coba
5. Implementasi model pada wilayah yang lebih luas.
D. Disseminate (Penyebarluasan)
Thiagarajan membagi tahap dissemination dalam tiga kegiatan yaitu: validation testing, packaging, diffusion and adoption.
a. Pada tahap validation testing, produk yang sudah direvisi pada tahap pengembangan kemudian diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya.
b. Tahap packaging (pengemasan), Pengemasan model pembelajaran dapat dilakukan dengan mencetak buku panduan penerapan model pembelajaran.
c. Tahap diffusion and adoption, buku tersebut disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan digunakan (diadopsi) pada kelas mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar